• Indeks
  • Indeks

Solidaritas Untuk Mahasiswa Upri vs Mafia Tanah Meminta Kapolda Sulsel Untuk Segera Turun Tangan

E53243FD-4006-478E-B40C-2CED651511D0

TOPIK TERKINI

Tidak Ada Konten yang Tersedia

Thepost.id – Makassar 10 November , puluhan aktifis lintas kampus di kampus kota makassar mendatangi kantor Polda sulawesi selatan  dan menggelar aksi unjuk rasa didepan markas kantor polda Sul-sel terkait issu mafia tanah di kampus satu UPRI yang beralamat jalan bawakareng . sebelumnya mereka berkumpul di taman makam pahlawan untuk memperingati hari pahlawan nasional, mereka juga berdoa bersama di depan makam al marhum Dr( Hc) Nur tinri yang merupakan tokoh pejuang dan pendidikan sulawesi selatan dan yang tercatat sebagai rektor terlama kampus  UVRI.

Aktifis yang tergabung dalam barisan solidaritas untuk mahasiwa UPRI versus mafia Tanah ini meminta Kapolda Sulawesi Selatan Bapak untuk turun tangan langsung terkait keterlibatan mafia tanah dalam persoalan status quo kampus Satu UPRI bawa karaeng.  Aktifitas perkuliahan di kampus satu UPRI vakum sejak pihak kepolisian Polrestabes Makassar memberikan police line pada gedung kampus satu upri. Seluruh penyelenggaraan proses akademik di pindahkan ke kampus dua UPRI yang beralamat di jalan baruga raya Antang.

Pemasangan garis police sudah terjadi sejak bulan mei tahun 2022, dan sampai hari ini pihak civitas akademika UPRI belum mengetahui adanya  proses penyidikan dan penyelidikan yang dilakukan pihak polrestabes pasca pemasangan police line.

Insiden pemasangan police line terjadi pasca  mahasiwa, dosen, dan pegawai melakukan aksi unjuk rasa dan pengusiran terhadap oknum-oknum preman bayaran dan pihak pemalsu akta otentik yayasan yang menaungi kampus mereka, yang telah melakukan pendudukan dan intimidasi kepada civitas akademika sejak bulan suci ramadhan tahun 2022 , sehinggah pihak yayasan dan rektorat memindahkan aktifitas perkuliahan di kampus dua  UPRI dijalan raya baruga Antang. Bukannya mengusut   dan menindak tindakan premanisme dan penyerobotan pihak-pihak yang  tidak bertanggung jawab ini. Pihak kepolisan dalam hal ini Kasat reskrim dan kanit tahbang polrestabes makassar  justru memberi police line, tanpa argumenrtasi hukum yang jelas, dan Kasat Reskrim dan Kanit tahbang Polrestabes makassar dianggap pihak yang  harus bertanggung jawab atas insiden ini, tegas maulana jendral lapangan aksi.

Meskipun  hujan deras mewarnai jalannya unjuk rasa,massa aksi ini tetap menyampaikan aspirasinya dan berharap Kapolda sulawesi selatan mau bertemu dan mendengar tuntutan mereka, namun hingga massa aksi bubar Kapolda sul-sel tidak bersedia menemui para massa aksi. Menyikapi persoalan kampus satu UPRI yang diduga melibatkan permainan mafia tanah, massa aksi meminta Kapolda sulsel untuk mencopot Kasat reskrim dan kanit tahbang Polrestabes makassar sebab dianggap tidak bertanggung jawab atas pemasangan garis polisi terhadap Kampus satu UPRI  bawakaraeng dan melakukan pembiaran atas pencurian dan pengerusakan aset kampus Satu dan justru terkesan berpihak pada oknum-oknum yang selama ini menggangu stabilitas perkuliahan dikampus satu.

Arul, salah satu korlap menyatakan bahwa beberapa rekan mahasiswa pernah mendapat teror dan intimidasi dari beberapa orang yang diduga preman bayaran pihak yang selama ini sibuk memalsukan akta otentik milik yayasan perguruan tinggi ini, dengan harapan dapat menguasai objek aset perguruan tinggi Kampus UPRI.

Teman-teman mahasiswa lintas kampus Makassar ini, akan menjadikan persoalan ini sebagai diskursus ilmiah dibeberapa perguruan tinggi. Sebab bukan tidak mungkin para mafia tanah juga sedang mengincar  aset  tanah dan bangunan kampus-kampus lainnya  untuk bisa dikuasai dengan cara memalsukan akta-akta otententik milik kampus lain, sebagaimana yang di alami kampus satu UPRI.

Setelah bertemu dengan pihak wasidik Polda sulawesi selatan massa aksi akhirnya pulang dan kembali melakukan konsolidasi untuk menggelar aksi selnjutnya.

 

TERPOPULER

ADVERTISEMENT

ARTIKEL TERKAIT

LAINNYA

ADVERTISEMENT